Ponpes Tak Sekadar Asrama Santri

By Abdi Satria


nusakini.com-Pekalongan – Senyum semringah terpancar dari wajah 2.000 guru keagamaan di Kabupaten dan Kota Pekalongan yang berbondong-bondong hadir pada acara Silaturahmi Wakil Gubernur Jateng dengan Ustaz/ Ustazah se-Kabupaten dan Kota Pekalongan, di Pondok Pesantren Walindo, Kamis (11/4). Para guru ngaji itu terlihat bahagia karena baru pertama kali menerima bantuan tersebut dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng Ahyani menjelaskan, jumlah guru keagamaan Kabupaten Pekalongan yang menerima bantuan insentif pada tahun 2019 sebanyak 7.447 orang, sedangkan di Kota Pekalongan sebanyak 2.497 orang. Pada tahun ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp205,35 miliar untuk bantuan insentif kepada 171.131 orang ustaz/ ustazah. 

Darsono, salah seorang guru TPQ Nur Hikmah Kabupaten Pekalongan yang menerima bantuan insentif tersebut merasa bersyukur. Menurutnya, Pemprov Jateng telah menunjukkan kepeduliannya terhadap perjuangan guru keagamaan dalam mendidik anak bangsa berkarakter, dengan memberikan bantuan insentif.

“Ini sangat membantu sekali bagi tenaga pendidik, terutama di TPQ karena kami biasa menerima mingguan dan itu tidak seberapa. Dengan adanya bantuan ini, mudah-mudahan ustaz/ ustazah bisa lebih giat lagi mendharmabaktikan ilmunya, dan kami siap membantu pemerintah untuk meningkatkan kualitas anak bangsa. Karena memang perlu adanya pendidikan moral sejak dini agar anak-anak kita terbebas dari radikalisme,” ujarnya. 

Senada, guru TPQ Baitus Salam Kota Pekalongan Nur Afidatul Azimah menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Jateng atas kepedulian yang diberikan kepada guru keagamaan. Afida yang sejak tiga tahun terakhir mengabdi sebagai guru TPQ itu berharap program bantuan insentif tersebut dapat terus berlanjut. 

“Semoga program ini tidak cukup sampai di sini, tetapi selalu berlanjut. SDM kita juga harus terus ditingkatkan untuk mendukung pendidikan karakter anak bangsa,” paparnya. 

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen menjelaskan, program bantuan insentif diberikan kepada guru ngaji sebagai wujud kepedulian Pemprov Jateng terhadap perjuangan mereka dalam mendidik anak bangsa agar berbudi pekerti luhur. Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, menegaskan pondok pesantren bukan sekadar asrama bagi para santri, melainkan tempat yang tepat untuk mencetak anak bangsa berkarakter.

“Saat ini kita memerlukan akhlak dan pemahaman agama Islam secara kaffah, secara sempurna. Kalau pemahaman itu ada, saya yakin pemahaman radikal, terorisme, dan pemahaman yang tidak sesuai dengan ajaran agama dapat terhapuskan dengan sendirinya. Maka, kepada ustaz/ ustazah, saya mohon didik putra-putri kami menjadi putra-putri yang berakhlak mulia,” bebernya.

Gus Yasin pun berupaya agar program bantuan insentif tersebut dapat dilakukan secara berkesinambungan. Selain program bantuan insentif, pihaknya juga terus mendorong program ekonomi pesantren (ekotren) agar ekonomi di lingkungan pondok pesantren terus tumbuh. 

“Niki dados amal jariyah kula kaliyan Mas Ganjar. Kita dorong agar program (bantuan insentif) ini saged saklawase ada di Jawa Tengah,” pungkasnya.(p/ab)